Selasa, 03 Maret 2015

PROSES TERBENTUKNYA SELAPUT EKSTRA EMBRIO PADA AVES


     Ada empat tahap pembentukan selaput ekstraembrional pada aves, yaitu :
1.    Kantung kuning telur
       Kantung kuning telur adalah selaput ekstra embrio yang dibentuk paling awal. Selaput embrio ini dibangun oleh splanknopleura dengan endoderm disebelah dalam dan mesoderm splanknik diluarnya. Mesoderm splanknik akan terdapat pembuluh-pembuluh darah vitelin. Terbentuknya kantung kuning telur sejalan dengan pelipatan lapisan endoderm yang menjadi atap arkenteron untuk membentuk saluran pencernaan makanan. Mesoderm splankniknya merupakan sumber sel-sel darah dan merupakan organ hemopoletetik paling awal (Soeminto, 2000).
2.    Kantung amnion
       Amnion adalah selaput embrio yang langsung membungkus embrio, berupa kantung yang tipis berisi cairan amnion dan embrio dapat bebas bergerak didalamnya. Lapisan penyusun amnion adalah somatopleura dengan ektoderm dibagian dalam dan mesoderm somatik diluar. Pembentukan amnion sejalan dengan terpisahnya bagian intra embrio dari bagian ekstraembrio. Amnion berfungsi melindungi embrio dari dehidrasi perlekatan organ-organ tubuh yang sedang terbentuk, memberi ruang untuk pergerakan embrio dan memberi perlindungan terhadap goncangan mekanik.
3.    Albumen
       Banyak mengandung air untuk menjaga kelembaban didalam telur. Selama perkembangan albumen mengental karena airnya semakin berkurang. Setelah alantois tumbuh membesar, albumen akan terdorong keujung stalalantois yang mengabsorbsi dan mentransfer melalui pembuluh darah ke dalam embrio untuk digunakan sebagai nutrisi. Splanknopleura pembungkus albumen disebut kantung albumen (Djuhanda, 1981).
4.    Korion
       Korion merupakan selaput embrio yang terluar. Terbentuk oleh lipatan kearah luar dari amnion. Susunan lapisan ectoderm (diluar) dan mesoderm somatik (didalam) korion berlawanan dengan amnion, oleh karena itu korion kadang-kadang disebut amnion palsu (false amnion). Korion akan membungkus selaput–selaput embriolainnya. Korion dibentuk dari somato pleura bersamaan dengan pembentukan amnion. Lapisan penyusunnya dibentuk oleh adanya pelipatan yang berlawanan dengan amnion. Ektoderm diluar dan mesoderm somatik didalam. Korion berada dibawah selaput cangkang dan cangkang kapur telur. Fungsi penting korion adalah menyerap ion Ca dari cangkang telur dan mendistribusikannya untuk pembentukan rangka (tulang) embrio melalui pembuluh darah allantois (Kosasih, 1975).
5.    Allantois
Lapisan ini berasal dari pembentukan kantung luar usus bagian belakang. Sekitar usia 23 hari embrio telah mempunyai allantois yang berkembang dengan baik. Kemudian allantois berkembang sehingga embrio menjadi relatif lebih pendek dan akhirnya melapisi ruang antara amnion dan serosa. Lapisan ini banyak mengandung banyak pembuluh darah.
       Alantois  merupakan selaput embrio yang terbentuk paling akhir, bermula sebagai evaginasi ventral dari usus belakang, tersusun oleh lapisan lembaga endoderm dan mesoderm splanknik, serupa dengankantung kuning telur, pad aayam, alantois dan korion (korioalantois) berperan dalam respirasi melalui pembuluh- pembuluh darah alantois, terjadi juga penyerapan kalsium melalui pembuluh- pembuluh darah tersebut sehingga cangkang kapur akan menjadi rapuh dan halini memudahkan penetasan kelak. Bagian proximal alantois membentuk tangkai alantois yang pangkalnya akan tetap berada dalam tubuh embrio. Bagian distal alantois membentuk kantong yang tumbuh membesar kedalam coelum ke strel embrio, yang hampi rmemenuhi rongga telur, selain itu alantois berada dibawah korion (Carlson, 1999).
Description: [clip_image005[4].jpg]

 


       Mamalia memiliki tahap perkembangan selaput embrio. Perkembangan selaput ekstra embrionik pada mamalia hampir sama tahapan  yang terjadi pada pembentukan selaput ekstraembrionik aves hanya letak perbedaannya pada kuning telurnya. Untuk lebih jelasnya, ada beberapa tahapan dalam perkembangan selaput embrio mamalia :
Description: SEE
1.    Kantung Kuning Telur
       Kantong kuning telur merupakan kantong yang berisi kuning telur dengan tubuh embrio dihubungkan dengan tangkai kuning telur. Lapisan ini Merupakan diferensiasi mesodermal lateral hingga terbentuk splanknosoel (ekstra embrionik sulom). Pada mamalia hanya beberapa minggu sebagai tempat pembentukan sel darah merah pertama, menyalurkan bahan makanan (tropoblas pada tubuh embrio).
2.    Amnion
       Amnion membentuk dinding ruang amnion. Kantung amnion berasal dari sisi mebrio dan terbentuk lipatan yang berasal dari selapis mesoderm dan ektoderm kemudian tumbuh meninggalkan embrio. Lapisan-lapisan inti bersatu dibagian atas dan membentuk kantung yang berdinding dua lapis dan menyelubungi embrio kira-kira pada usia 18 hari dan disebut amnion atau kantung air berisi cairan bening yang merendam embrio.
       Cairan amnion diproduksi oleh sel-sel dinding amnion. Pertumbuhan janin menyebabkan ruangan amnion semakin membesar, amnion dan korion menjadi lisut, tali penghubung bersama dengan yolk sac membentuk tali pusat. Bila tidak ada cairan amnion yang memadai selama hamil, janin akan mengalami hipoplasia paru bahkan kematian.
3.    Korion
      Korion terbentuk dari trofoblast yang diliputi oleh mesoderm. Korion yang hanya terdiri satu lapisan, menjadi dua lapisan yaitu:
a.       Lapisan langhans atau cytotrofoblast
       Lapisan langhans atau cytotrofoblast yaitu lapisan dalam yang berhubungan dengan mesoderm dan terdiri sel-sel yang batasnya jelas.
b.      Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast
       Lapisan synsititium atau synsitiotrofoblast yaitu lapisan luar yang berhubungan dengan lapisan desidua yang terdiri dari protoplasma sel dan inti sel tanpa batas-batas sel.
      Korion berdiferensiasi dan tumbuh pesat antara hari ke-9 dan 20. Korion mengeluarkan cairan enzim yang mencairkan sel-sel desidua dan pembuluh darah, mengeluarkan cabang-cabang pada seluruh permukaannya dan sekitar desidua menjadi villi choriallis. Korion yang melekat pada desidua basalis dan tumbuh subur disebut chorion frondusum. Sebaliknya villi yang banyak, makin berkurang dan akhirnya menghilang. Hal ini disebabkan oleh desidua kapsularis sangat sedikit mengandung pembuluh darah, sehingga kurang makanan , yang berakibat korion menjadi gundul disebut chorion leave.
4.    Alantois
Lapisan ini berasa dari terjadinya gerakan morfogenik evaginasi bagian ventro-median usus belakang (splanknopleura). Kemudian lapisan ini meluas dan bersatu dengan khorion menjadi khorioalantois. Lapisan ini terbentuk  24-28 hari post fertilisasi. Bagian apex menyempit (sedikit vaskularisasi menjadi ujung khorio-alantois nekrotik. Fungsi alantois :
a.         Kantong urin ekstra embrionik (sisa metabolit embrio / asam urat).
b.        Paru-paru ekstra embrionik (dinding luar terdapat area vaskulosa).
c.         Untuk mencerna albumen pada reptil, aves dan mamalia bertelur.